06 February 2010

Pemerintah Akan Salurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Hingga Rp 20 Triliun

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan menyatakan, pemerintah kini menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 20 triliun per tahun. “KUR tersebut merupakan program 100 hari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dalam upaya memberi peluang kerja bagi generasi muda,” kata Menteri Syarifuddin Hasan di Sanur, Bali, Jumat, seperti dilansir Antara.
Pada acara Rakernas Ikatan Notaris Indonesia, ia mengatakan, dana yang disiapkan tersebut dapat dimanfaatkan juga oleh koperasi maupun pemuda yang mau bergerak membuka usaha sendiri dalam wadah koperasi. “Jika ini dapat dimanfaatkan secara maksimal, tentu dapat menciptakan peluang kerja dalam upaya mengurangi angka pengangguran di Indonesia,” katanya.
Dengan pemanfaatan dana KUR itu, kata Menteri, pemerintah mengharapkan terjadi penurunan jumlah pengangguran secara berkala setiap tahunnya.  “Saya berharap, bila memungkinkan pengangguran hanya lima hingga enam persen pada tahun 2014,” katanya.
Menurut Menteri Syarifuddin, sebagian dana KUR sebesar Rp20 triliun sudah disalurkan ke masyarakat melalui enam bank yang ditunjuk pemerintah, yakni BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, Bank Syariah Mandiri dan Bukopin.  “Pemerintah telah menetapkan kebijakan berupa kemudahan dalam mendapatkan pinjaman itu,” katanya.
Dia mencontohkan, kebijakan tidak adanya kewajiban untuk menyediakan agunan bagi pinjaman dengan jumlah Rp5 juta ke bawah, serta tidak dihalanginya masyarakat untuk mengajukan kredit, meski mereka masih menjalani proses kredit yang lain.
“Untuk membangkitkan sektor perekonomian Indonesia, saya juga berharap peranan notaris menjadi pejabat pembuat akta koperasi dapat memberikan pelayanan yang maksimal. Dan kalau bisa memberikan keringanan biaya dalam pembuatan surat tersebut,” ujarnya.
Dikatakan, peranan notaris sangat strategis dalam memajukan bangsa, sebab segala urusan perjanjian akan dilakukan di hadapan seorang notaris. “Karena itu, saya berpesan notaris mampu memberikan pelayanan warga secara profesional, serta menjadi fasilitator dalam membuat perjanjian dengan pelaku koperasi maupun UKM,” katanya.
Selain program KUR, pemerintah telah melakukan revitalisasi terhadap 90 pasar tradisional sebagai salah satu program 100 hari Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Kegiatan itu kini telah rampung 100 %.  “Seluruh pasar tradisional yang direvitalisasi tersebut saat ini dikelola koperasi yang anggotanya para pedagang setempat,” ucap Menteri Koperasi dan UKM.
Menteri berharap, dengan revitalisasi pasar tradisional akan terjadi peningkatan produktivitas pedagang dan pelaku usaha di dalamnya. “Untuk kemudian terjadi penyerapan tenaga kerja baru yang secara otomatis menurunkan angka kemiskinan di berbagai daerah,” kata Menteri Syarifuddin.
Sumber: Investor Indonesia

Kisah Sukses (Riezka, Jual Pisang Ijo Raup Omzet Ratusan Juta)

JAKARTA: Kini selera makan masyarakat Indonesia makin beragam. Tidak melulu makanan londo cepat saji yang sekarang kian merebak, penikmat kuliner juga mulai melirik makanan tradisional Nusantara. Salah satunya adalah pisang ijo asal Makassar, Sulawesi Selatan. Menu makanan dengan bahan dasar pisang berbalut tepung berwarna hijau ini sukses dipasarkan Riezka Rahmatiana. Perempuan muda berusia 24 tahun ini sanggup meraup omzet mencapai Rp 850 juta dari hasil jualan pisang ijo dengan merek dagang JustMine.
Padahal, saat memulai usaha pada 2007, dia hanya merogoh koceknya Rp 2 juta. Modal tersebut kemudian habis dibelanjakannya untuk membuat etalase kecil serta bahan-bahan pembuat pisang ijo.
"Waktu buka usaha ini modalnya kecil. Hanya Rp 2 juta," ujarnya saat ditemui di sela-sela Expo Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center, Jakarta, Sabtu (23/1/2010).
Riezka berkisah, kesuksesan diraihnya dengan penuh kerja keras. Awalnya, dia pernah menjadi anggota  multilevel marketing (MLM). Karena tidak membuahkan hasil, Riezka beralih menjajal bisnis voucer pulsa yang akhirnya kandas juga.
Tak patah arang, Riezka akhirnya banting setir dan mulai menggeluti usaha di bidang kuliner. Saat itu, dia merintis sebuah kafe di Bandung. Namun, lagi-lagi usahanya gagal.
Akhirnya, pada tahun 2007 Riezka mulai melirik pisang dan berpikir untuk mengemasnya menjadi panganan yang digemari orang. "Saat itu saya hanya berpikir, pisang itu kalau laku dijual enaknya dibikin apa. Akhirnya saya memutuskan untuk memasarkan pisang ijo," katanya.
Yang unik, Riezka yang asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini mengaku belum pernah sekali pun menyambangi Makassar. Kunci keberhasilan mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikai Universitas Padjadjaran ini sebenarnya terletak pada kreativitasnya mengembangkan makanan pisang ijo dalam berbagai aneka rasa. Dari pisang ijo tradisional dikembangkan dengan campuran vla yang ditambahkan dengan berbagai rasa, vanila, cokelat, keju, hingga durian.
Bandingkan dengan pisang ijo makassar yang hanya berbungkus terigu berwarna hijau pandan plus lamuran vla ditambah sirup sebagai pemanis. Ada juga yang dilumuri bubur sumsum dan es batu.
Harga pisang ijo JustMine dipasarkan Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per porsi. Semangkuk pisang ijo ini menjadi makanan yang digemari banyak orang. Buktinya, saat Expo Wirausaha Mandiri hari ini, ratusan pengunjung tidak henti-hentinya menyerbu stan pisang ijo ini. Bahkan, dalam hitungan jam, stok pisang ijo milik Riezka ludes.
"Ini makanya telepon lagi minta dikirim ke sini. Pengunjungnya sudah antre dari pagi," ujarnya.
Untuk mengembangkan usahanya itu, Riezka membuka peluang untuk berinvestasi bagi siapa saja yang berminat dengan sistem waralaba pisang ijo. Hingga kini, ada 20 gerai pewaralaba pisang ijo yang tersebar di Bandung, Jakarta, dan Bekasi. Di samping itu, Riezka juga punya tiga outlet di Bandung.
Untuk menjamin keuntungan bersama dengan para mitra, proses seleksi mitra waralaba pisang ijo cukup cermat. Riezka menjelaskan, untuk menjadi mitra pisang ijo JustMine, cukup dengan investasi mulai dari Rp 6,5 juta.
Nantinya, para mitra akan mendapatkan satu booth, paket perlengkapan booth lengkap, paket promosi, jaminan kualitas produk, biaya delivery, trainning karyawan, dan hak pakai booth.
Siapa berminat?
sumber : ani (bisniskeuangan.kompas.com)

04 February 2010

TAJUK, Ada Peluang di Balik ACFTA


API polemik dampak pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang terus membara seperti tersiram air seketika....

setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bahwa perdagangan bebas antara negara yang tergabung dalam ASEAN dengan Negeri Tirai Bambu itu bukanlah ancaman, melainkan sebuah peluang.

Kita berharap pernyataan Presiden itu bisa menepis sikap pesimistis yang penuh kekhawatiran mendalam oleh sebagian kalangan pelaku bisnis pascapemberlakuan kesepakatan perdagangan bebas tersebut sejak 1 Januari lalu. Pernyataan Presiden itu tentu bukan sekadar untuk menghibur para pelaku bisnis yang sedang gundah gulana akan sepak terjang China yang mengancam keberadaan beberapa sektor industri dalam negeri penghasil barang sejenis dengan produk negara berpenduduk terpadat di dunia itu.

Untuk meyakinkan bahwa ACFTA adalah sebuah peluang,SBY mengutakatik angka-angka ekspor Indonesia terkini. Hal itu penting untuk memastikan bahwa Presiden tidak sekadar melontarkan pernyataan kosong belaka. Fakta menunjukkan,nilai ekspor Indonesia terhadap Amerika Serikat dan Jepang sepanjang tahun lalu mengalami kemerosotan yang signifikan. Padahal kedua negara itu selama ini menjadi tujuan utama ekspor Indonesia.

Pentingnya Pendampingan UKM


Kunci penting keberhasilan usaha kecil dan menengah (UKM), sebagaimana diakui para pengusaha, adalah masalah pendampingan, bukan semata-mata jaminan dana. Sementara pendampingan di bidang produksi justru dirasakan minim, termasuk dari pemerintah. Pengusaha akhirnya harus mencari strategi sendiri untuk dapat bertahan.
Industri furnitur antik, misalnya, bukan sekadar memproduksi, tetapi juga membutuhkan pendampingan produksi untuk menciptakan produk dengan nilai tambah berlabel ramah lingkungan dan produk yang asal-muasal bahan bakunya dapat dipertanggungjawabkan kelestariannya.

29 January 2010

Pemilihan koordinator Pendamping K-UKM tahun anggaran 2010

29 Januari 2010

alhamdulillah, Pendamping Koperasi dan UKM Dinkop Kab pamekasan telah memilih pengurus Baru yang proses pemilihannya agak sedikit lucu dan heboh. dimana susunan pengurusnya adalah sebagai berikut:
Koordinator : Moh. Samsu Hidayat
Sekretaris : Mahsusir Ridho
Bendahara : Lilik Wulandari

28 January 2010

Pencerahan Pendamping UKM Dinas Koperasi kab. Pamekasan

Jumat, 16 Januari 2010

Telah dilaksanakan rapat dinas dengan 12 Pendamping UKM Dinas Koperasi yang didalamnya dijelaskan mengenai beberapa perubahan dalam hal pendampingan pada tahun anggaran 2010. Pak Fatah selaku Kasubag TU memberikan penjelasan bahwa pada tahun anggaran 2010 Pendamping UKM lebih diberdayakan lagi dengan perubahan menjadi Pendamping Koperasi dan UKM, yang diharapkan nantinya tugas dan tanggung jawab yang dipikul lebih meluas lagi tidak hanya pendampingan UKM tetapi juga mengarah kepada bidang koperasi. Hal itu juga ditindak lanjuti dengan pembekalan tentang koperasi yang disampaikan oleh Bapak Dana, pada waktu itu.